5 Arah Tren Konsumen Kembali Kepada Pelayanan Yang Prima Yang Diberikan Oleh Manufaktur Oleh Roger Shelzer 28 Februari 201
5 Arah Tren Konsumen Kembali Kepada Pelayanan Yang
Prima Yang Diberikan Oleh Manufaktur
Oleh Roger Shelzer 28
Februari 2019
Penterjemah Septo
Indarto
Produsen adalah pihak pertama
yang menciptakan sebuah produk; sedangkan
konsumen adalah pengguna (End User). Tetapi hanya karena ada banyak
saluran berbagai macam saluran penjualan di antara mereka, ini tidak berarti
yang satu tidak dapat mempengaruhi yang lain. Sama seperti produk yang
diproduksi dengan kualitas yang buruk dapat menciptakan masalah bagi konsumen,
tren konsumen dapat menentukan bagaimana produsen menghasilkan suatu produk
yang disukai oleh pasar. Berikut adalah lima contoh nyata tentang bagaimana
tren konsumen modern kembali ke produsen sebagai manufaktur.
1. Pengiriman langsung ke pelanggan
Menurut perusahaan konsultan
global McKinsey, setidaknya saat ini ada lima perusahaan yang bernilai lebih
dari $ 1 miliar yang melakukan hal itu. Contoh yang paling nyata adalah kita bisa
melihat raksasa e-Commerce, Amazon, sangat menekankan pada pengiriman jarak
jauh dan bukti-buktinya jelas yaitu Direct-to-customer (Langsung Kepada
Pelanggan) adalah tren jangka panjang yang akan untuk tumbuh lebih besar.
Bagaimana ini mempengaruhi
produsen sebagai pelaku manufaktur? Meningkatnya permintaan untuk hal-hal yang
bersifat ritel seperti suku cadang otomotif, kemasan berbagai macam produk,
peralatan pusat distribusi, dan banyak lagi. Yang lebih penting lagi, produsen
sendiri mulai mengeksplorasi kemungkinan penjualan langsung ke konsumen.
Akibatnya, beberapa sektor manufaktur meningkat kapasitas produksinya seiring
era baru konsumerisme yang menginginkan pelayanan langsung.
2. Hak untuk Memperbaiki
Gerakan Hak untuk Memperbaiki (R2R)
telah menjadi berita utama sejak tahun 2013, dengan lobi tahunan yang kuat
kepada badan legislatif yang mendukung hak konsumen untuk memperbaiki produk
yang telah mereka beli. Gerakan ini mendapatkan daya tarik, dan beberapa kasus
pengadilan utama telah jatuh ke tangan konsumen karena mendapatkan pelayanan
yang kurang memuaskan atau produk yang tidak sesuai harapan.
Ketika terjadi protes dan
dukungan untuk hak konsumen yang mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan dan
kualitas yang lebih baik, maka produsen
mulai melihat perubahan dalam cara produk mereka diproduksi. Secara khusus,
produk diproduksi dengan fokus pada keselamatan, keberlanjutan, dan keamanan. Memberi
konsumen akses ke dasar-dasar suatu produk bisa menjadi pukulan balik serius
pada desain eksklusif, pengajuan paten, dan banyak lagi. Praktik-praktik
manufaktur tetap harus bekerja dengan secara hati-hati untuk mempertahankan
proses produksi mereka.
3. Praktek yang bertanggung jawab
Bukan rahasia lagi bahwa praktik berkelanjutan
dukungan untuk hak-hak konsumen adalah pendukung inti konsumerisme milenial dan
Generasi Z. Akibatnya, lebih banyak perusahaan telah mengalihkan perhatian ke
praktik manufaktur mereka. Mengurangi limbah, menerapkan praktik berkelanjutan,
dan mencari bahan dengan mempertimbangkan lingkungan adalah semua pendekatan
manufaktur yang melakukan perubahan. Ini adalah adaptasi yang diperlukan untuk
produsen dan yang mungkin benar-benar meningkatkan profitabilitas, menurut
laporan terbaru tentang kebiasaan konsumerisme yang bertanggung jawab.
4. Produk yang terjangkau
Harga telah lama menjadi
pendorong konsumerisme. Pembeli hari ini lebih menghargai harga, yang telah
menghasilkan permintaan untuk pembuatan produk yang berbiaya lebih rendah.
Untungnya, digitalisasi industri sudah menjadi konsep yang lazim. Ketika
konsumen menginginkan harga yang terjangkau, produsen harus melakukan hal yang
sama, yang berarti beralih ke produksi yang lebih efisien dan hemat biaya,
mencegah margin dari penipisan.
5. Belanja dengan kemudahan
Robot yang membuat robot? Ini
bukan fiksi ilmiah karena ini adalah kenyataan saat ini - ini adalah kekuatan
manufaktur, menurut salah satu tren paling umum dalam konsumerisme. Otomatisasi
pelanggan terus meningkat, yang berarti produsen harus menghasilkan lebih
banyak teknologi yang mampu melayani orang. Check-out mandiri toko bahan
makanan, kios pemesanan makanan cepat saji, sistem tiket swalayan - semuanya
mendorong permintaan untuk pembuatan yang canggih contohnya toko Amazon Go.
Ketika robot menggantikan posisi tenaga penjualan dan perwakilan layanan
pelanggan, pengalaman berbelanja tanpa hambatan membutuhkan teknologi baru
untuk berjalan dengan lancar.
Manufaktur mungkin menjadi sumber
dari semua produk, tetapi beroperasi atas perintah konsumen yang membelinya.
Ketika sentimen konsumen bergeser, begitu juga manufaktur. Saat ini, permintaan
sedang berubah - untungnya, begitu pula teknologi dan kemampuan pabrikan.
Sebagai satu poros, demikian pula yang lain sehingga saling berkaitan satu sama
lain.
Comments
Post a Comment