Skip to main content

Indonesia dan Pendidikan Yang Berkualitas

 Pendidikan berkualitas itu membutuhkan biaya yang besar bukan di jual dengan harga murah. Karena Lembaga pendidikan harus mengeluarkan biaya untuk operasional dan riset. Operasional adalah biaya tetap sedangkan riset adalah biaya tidak tetap. Di Indonesia banyak yang belum paham mengenai biaya riset, karena riset adalah investasi jangka panjang untuk brand dan juga hak paten dalam jumlah miliaran dollar.
Di negara Indonesia, riset memang dilakukan tetapi belum bisa menyentuh kepada tujuannya yaitu kepentingan nasional dan juga keuntungan miliaran jangka panjang. Semua dilakukan dalam kebijakan jangka pendek dan ganti peraturan. Yang dilakukan lebih senang ganti kebijakan sementara implementasi riset lemah. Bahkan dalam kategori melawan perusahaan raksasa seperti Google dan Nvidia dalam dana riset, Indonesia pun masih kalah.
Dalam abad teknologi memasuki era industri 6.0 yang kita lihat saat ini di Indonesia adalah kehancuran industri manufaktur karena tidak adanya pengembangan dari industri manufaktur yang sudah ada. Tidak adanya regenerasi tenaga ahli yang ditingkatkan kemampuannya dalam menghadapi perkembangan teknologi selanjutnya. Akhirnya ekonomi masyarakat semakin sulit. Yang kaya turun kasta dan yang miskin semakin tidak berdaya.
Untuk bersaing dengan perusahaan global. Negara kita Indonesia kalah bagaimana menghadapi gempuran dominasi politik global. Semuanya satu akar permasalahan yaitu banyak yang belum paham mengenai kualitas pendidikan yang baik. Menciptakan kualitas pendidikan yang baik tidak hanya bicara tetapi mengenai kebijakan yang jelas mengenai masa depan negara mau di jadikan sebagai negara apa? Ini semua masih abu-abu.
Hal yang paling mendasar adalah kita harus tahu terlebih dahulu mengenai arti riset? Riset adalah mengenai proses sistematis dan terstruktur untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data atau informasi untuk menjawab pertanyaan tertentu atau memecahkan masalah. Riset itu harus dilihat dari scope yang luas dalam berbagai bidang, termasuk sains, teknologi, sosial, ekonomi dll
Tujuan utama dari riset adalah untuk menghasilkan pengetahuan baru, memahami fenomena dan memberikan dasar pengetahuan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
 Beberapa elemen utama dalam riset:
1. Identifikasi masalah atau pertanyaan: Menentukan topik atau isu yang akan diteliti.
2. Riset Terapan (Applied Research): Bertujuan untuk memecahkan masalah praktis dan memiliki aplikasi langsung.
3. Riset Kuantitatif (Quantitative Research): Menggunakan data numerik, statistik untuk menguji hipotesis.
4. Riset Kuantitatif (Quantitative Research). 
Menggunakan data deskriptif seperti wawancara dan observasi untuk memahami fenomena.
Pentingnya melakukan riset bukan hanya berbicara mengenai dana anggaran yang harus disediakan tetapi bagaimana riset dapat mengubah kehidupan masyarakat jauh lebih baik degan megguaka Ilmu dan teknologi yang baru.

Comments

Popular posts from this blog

Penggunaan Do You Know dan Did You Know

 "Do you know" dan "Did you know" memiliki perbedaan dalam penggunaan waktu dan maksud. 1. Do you know: digunakan untuk menanyakan apakah seseorang mengetahui sesuatu saat ini atau pada waktu sekarang. Contoh: Do you know where the nearest restaurant is? (Apakah kamu tahu di mana restoran terdekat sekarang?) 2. Did you know: digunakan untuk menanyakan apakah seseorang pernah mengetahui sesuatu di masa lalu atau memberi tahu mereka sesuatu yang mungkin baru bagi mereka. Contoh: Did you know that tigers can swim? (Apakah kamu tahu bahwa harimau bisa berenang?) Intinya, "do you know" lebih berkaitan dengan situasi sekarang, sementara "did you know" sering digunakan untuk memberi informasi atau memeriksa pengetahuan yang sudah ada di masa lalu.

Personal Branding Dalam Dunia Politik

Kisah Sedekah Dalam Islam

Sedekah, atau memberikan amal, adalah tindakan mulia dalam agama Islam yang sangat dihargai dan dianjurkan. Berikut adalah beberapa kisah inspiratif tentang sedekah dalam Islam: 1. Kisah Abu Bakar As-Siddiq Abu Bakar As-Siddiq, sahabat dekat Nabi Muhammad SAW, dikenal karena kemurahan hatinya. Suatu hari, ketika Nabi meminta para sahabatnya untuk memberikan sedekah untuk membiayai perang, Abu Bakar datang dengan seluruh harta kekayaannya. Nabi bertanya, "Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?" Abu Bakar menjawab, "Aku tinggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka." 2. Kisah Utsman bin Affan Utsman bin Affan, sahabat Nabi Muhammad SAW, terkenal karena kedermawanannya. Saat Madinah mengalami kelaparan, Utsman membeli sebuah sumur dari seorang Yahudi dan menyumbangkannya untuk kepentingan umat Islam. Hal ini membuat umat Islam bisa mendapatkan air bersih secara gratis. 3. Kisah Seorang Wanita Peminta-minta Dalam sebuah hadits, diceritakan tentang seorang wanita yang d...