Sistem Kapitalisme di China dimulai ketika Deng Xiaoping berkuasa dan itu ada andil besar dari pemerintahan Bill Clinton, supaya China menjadi negara satelit barat dan menjadi pasar produk-produk barat, tetapi di lapangan produk-produk buatan negara barat disingkirkan oleh produk-produk China di China sendiri.
Indonesia setelah era reformasi 1998 diminta untuk menerapkan sistem Kapitalisme dan membuka pasar bebas untuk semua produksi produk negara-negara barat tetapi pada akhirnya negara-negara barat harus menelan kenyataan pahit, karena produk-produk mereka tidak bisa bersaing melawan produk-produk China di pasar Indonesia.
Nah sekarang sekutu Barat di Asia seperti Korea Selatan dan Jepang , produk-produknya juga mulai tidak laku di pasar Indonesia, bahkan untuk produk-produk elektronik dan mobil listrik, konsumen Indonesia memilih untuk memakai produk-produk buatan China saat ini. Beberapa pabrik elektronik Jepang bahkan harus tutup di Indonesia karena mengalami kerugian besar karena tidak mampu bersaing dengan produk-produk China.
Bagaimana China melihat Indonesia? China melihat Indonesia adalah negara yang sangat kaya raya termasuk dalam sumber daya mineral yang dibutuhkan oleh industri-industri manufaktur China seperti produk smartphone, komputer, mobil listrik, kereta cepat, pesawat terbang dll. Perusahaan China melihat Indonesia sebagai tempat investasi yang tepat walaupun masih banyak kekurangan dalam hal birokrasi. Investasi China di Indonesia membawa dampak positif bagi China dalam hal suplai bahan baku untuk industri China.
Bahan baku dari Indonesia sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan China dalam melawan dominasi produk-produk Jepang dan Korea Selatan. China mulai menghajar habis produk-produk otomotif Jepang dalam industri mobil listrik, dimana produk mobil listrik Jepang sangat miskin inovasi dan harga yang ditawarkan sangat mahal. China mulai merebut pasar elektronik yang dikuasai oleh Samsung dan LG di Eropa dan di Amerika. Bahkan produk China menjadi pilihan menarik bagi konsumen Amerika dan konsumen Eropa.
Ini yang kemudian menjadi sebuah ketakutan yang dialami oleh pemerintah Amerika di bawah presiden Donald Trump untuk masa jabatan kedua 2025-2030, dimana Pemerintahan Trump menyadari bahwa dalam hal efisiensi Amerika telah kalah total dalam menciptakan sebuah produk, bahkan pabrik-pabrik Amerika terlihat sangat jadul jika dibandingkan dengan pabrik-pabrik China dalam proses produksi. Presiden Donald Trump menyadari bahwa Amerika kalah dalam kompetisi industri. Inilah yang mendasari lahirnya konsep Make America Great Again.
Comments
Post a Comment