Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik
Septo Indarto WA
0817151574
Tata kelola perusahaan yang baik dan bersih telah menjadi
sebuah isu yang sangat besar pada abad ke 21. Masyarakat dan pemerintah ingin
melihat sebuah perusahaan yang mempunyai transparansi yang tinggi untuk
menciptakan sebuah lingkungan bisnis yang sehat. Karena tata kelola perusahaan
yang baik dan bersih telah menjadi sebuah ekspektasi atau harapan publik. Kita
masih ingat ketika memasuki tahun 2000 dunia di buat dengan berita yang sangat
mengejutkan kehancuran banyak perusahaan-perusahaan kelas dunia seperti Enron,
Arthur Andersen dan WorldCom yang memicu krisis finansial di Amerika yang
kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi krisis finansial global. Krisis
finansial itu terjadi karena perusahaan dijalankan dengan praktek-praktek yang
sangat curang tanpa adanya sebuah transparansi yang jelas. Sehingga akhirnya
banyak perusahaan-perusahaan yang terjebak dengan permainan dan praktik
manajemen yang kotor dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Ketika sudah menuju
kebangkrutan mereka meminta tolong kepada pemerintah untuk diberikan dana
talangan untuk menyelamatkan reputasi mereka yang akhirnya menganggu kinerja
ekonomi. Ekonomi Amerika ketika skandal kecurangan belum diketahui oleh publik
juga telah menunjukkan perlambatan pertumbuhan, selain karena faktor ekonomi
hal ini juga bias di lihat dari faktor politik yang menimbulkan masalah baru
yaitu lobi-lobi para manajer yang tidak becus dalam mengelola tata kelola
perusahaan yang baik, mereka tanpa segan dan tanpa merasa lalu berani melakukan
lobi kepada anggota Kongres dan juga lobi kepada pemerintah untuk meminta dana
talangan yang pada akhirnya menjadi boomerang menyakitkan kepada perekonomian
Amerika dalam jangka panjang.
Jadi solusi seperti apa yang sangat dibutuhkan dalam
mengelola sebuah perusahan dengan tata kelola yang baik dan bersih? Jawabannya
adalah kita memerlukan sebuah etika bisnis yang baik dan benar yang disertai
oleh tanggungjawab yang besar jadi bukan bermain dalam kecurangan yang sangat
besar yang akhirnya menyebakan anggaran negara digunakan sebagai talangan untuk
menyelamatkan perusahaan yang akhirnya menyebabkan kondisi ekonomi negara
menuju kebangkrutan. Ini adalah sebuah contoh yang sangat nyata yang kita lihat
pada awal tahun 2000-an sebuah tata kelola perusahaan yang sangat buruk dan
menyebabkan ribuan orang dipecat dari pekerjaaannya.
Ketika skandal para manajer yang berprilaku sangat buruk maka
kemudian timbul sebuah kesadaran yang baru untuk memperhatikan etika bisnis
untuk membangun sebuah kredibilitas, reputasi dan juga keunggulan kompetitif.
Sembilan tahun semenjak krisis kepercayaan dalam dunia bisnis muncul karena
tindakan bodoh yang dilakukan oleh para manajer korup maka dunia bisnis
mempunyai harapan yang baru dengan apa yang kita kenal sekarang sebagai etika
bisnis. Tujuan dari etika bisnis adalah untuk melayani kebutuhan bisnis untuk
para pemegang saham, masyarakat dan Negara. Sehingga menciptakan lingkungan
yang sehat dan cara berpikir yang sehat. Setiap perusahaan pada abad ke 21
harus mempraktikan etika bisnis yang sehat dan bersih untuk menciptakan
kepercayaan jangka pendek dan jangka panjang, meningkatkan daya saing, menjadi
contoh masyarakat dalam tata kelola perusahaan. Masyarakat saat ini sangat
kritis dalam melihat perusahaan dalam menerapkan tata kelola mereka dalam
praktik manajemen, masyarakat bias secara langsung melakukan tuntutan hukum
jika sebuah perusahaan sama sekali tidak mampu untuk menciptakan tata kelola
perusahaan yang baik dan benar. Hal yang harus diketahui oleh para manajer
saat ini adalah bahwa para pemangku kepentingan mempunyai harapan yang sangat
besar kepada perusahaan untuk menghormati nilai-nilai bisnis yang sehat
sehingga tidak merugikan mereka. Pemangku kepentingan ingin perusahaan untuk
menciptakan nilai-nilai yang bersih dalam lingkungan internal mereka. Tugas
para manajer saat ini adalah mereka yang dipercaya menjadi pemimpin perusahaan
harus mampu untuk memperhatikan setiap dari jajaran eksekutif perusahaan,
karyawan dan juga rekanan bisnis mereka untuk bersikap transparan dan juga
bersikap secara etis dalam bekerja. Sehingga mereka diharapkan mampu untuk
mengelola setiap risiko-risiko yang muncul dalam perusahaan mereka dan mereka
semua mampu menyelesaikannya dengan cara yang tepat dan beretika.
Perusahaan-perusahaan pada abad 21 juga dilihat oleh
masyarakat mengenai isu lingkungan, masyarakat ingin melihat apakan mereka
telah menerapkan standar going green dalam mengelola perusahaan mereka, karena
global warming saat ini menjadi sebuah isu nyata yang terjadi di seluruh dunia,
maka masyarakat dengan kesadaran sendiri bergerak dan bersikap sangat kritis
bagi penyelamatan lingkungan hidup, karena hal ini berkaitan dengan kehidupan
mereka dan juga kesehatan mereka. Mereka menginginkan perusahaan menerapkan
manajemen berbasis lingkungan mulai dari pemilihan bahan baku hingga penjualan
produk tersebut, tujuannya adalah untuk menyelamatkan lingkungan hidup dari
berbagai macam kerusakan. Masalah lingkungan hidup menjadi salah satu isu yang
hangat pada abad ke 21, karena pada abad ke 20 banyak perusahaan-perusahaan
untuk mengejar keuntungan yang sangat tinggi mengabaikan isu lingkungan.
Akibatnya saat ini banyak lingkungan yang rusak akibat operasional perusahaan.
Dalam jangka panjang hal itu sudah dirasakan banyaknya penyakit yang timbul di
lingkungan sekitar pabrik yang berdampak sangat buruk bagi kesehatan penduduk
dan menyebabkan kematian penduduk karena hal ini disebabkan oleh polusi di
darat, laut dan juga udara. Ini sangat berbahaya karena menyebabkan banyak
penduduk yang tinggal disekitar pabrik yang kemudian meninggal dunia. Polusi
udara yang menyebabkan kualitas udara semakin kotor bias dihasilkan oleh
cerobong asap pabrik dan juga knalpot
pembuangan dari kendaraan bermotor. Dalam jangka panjang maka timbul masalah
kesehatan yang sangat serius seperti peenyakit pernapasan, kanker, iritasi
kulit, penyakit mata dll. Polusi udara juga menyebabkan lapisan ozon yang
tadinya bolongnya kecil menjadi besar dan menyebabkan bumi semakin panas karena
suhu udara meningkat. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan
juga menjadi ancaman bagi lingkungan sekitar pabrik.
Saat kesadaran masyarakat mengenai masalah-masalah lingkungan
hidup semakin meningkat karena mereka telah menyadari bahwa memperoleh
kehidupan yang sehat merupakan hak hidup bagi mereka sedangkan kewajiban mereka
adalah melakukan pelestarian lingkungan. Masyarakat telah menyadari bahwa
lingkungan yang sehat akan menciptakan lingkungan yang sehat.
Perjanjian internasional khususnya perjanjian ekonomi dan
juga perjanjian perdagangan saat ini mengikutsertakan mengenai masalah
lingkungan hidup. Masalah pencemaran dari aktivitas industri pada abad ke 20
telah menjadi sebuah isu yang sangat sensitif karena banyak Negara-negara
industri maju dan Negara berkembang telah merasakan dampak negative dari
pencemaran akibat polusi industri. Hal ini menyebabkan kualitas lingkungan
semakin menurun dan menyebabkan produktivitas lingkungan dan juga produktivitas
masyarakat mengalami penurunan karena dampak pencemaran yang menyebabkan
kerugian ekonomi dalam jumlah yang sangat besar. Sebuah kasus yang mucul pada abad ke 20 akibat
dari polusi industri adalah pelapasan CFC (Chlorofluorcarbon) ke atmosfer yang
di era lalu menjadi sebuah zat materials untuk bahan pendingin yang digunakan
pada produk kulkas dan AC untuk perumahan dan juga industri. Tetapi zat
materials tersebut menciptakan hal yang berbahaya karena mampu menyedot molekul
ozon sehingga membuat lapisan ozon menipis. Pada saat yang bersamaan penebangan
hutan hujan di Negara-negara Tropis mempercepat pemanasan global padahal kita
mengetahui bahwa lapisan ozon mempunyai fungsi sebagai penghalang utama bagi
sinar ultraviolet secara langsung ke planet Bumi yang dapat menyebabkan kanker
dan juga kerusakan mata. Pada era lalu yakni abad ke 20 itu adalah masalah yang
sangat besar karena terbatasnya kemampuan kita untuk mampu mengukur konsentrasi
racun pemenit serta ditambah ketidakmampuan kita untuk memahami sifat alami
yang tepat dari risiko logam air dan juga dioxin. Sikap dari
perusahaan-perusahaan besar juga memancing kemarahan masyarakat karena mereka
tidak mempunyai solusi teknis untuk mengatasi polusi. Pada akhirnya masyarakat
yang bertindak dengan bantuan organisasi kemasyarakatan yang peduli dengan
lingkungan mulai berani untuk menekan perusahaan maupun pemerintah untuk
meminta ganti rugi dari kerusakan ysng ditimbulkan dan berani meminta
perusahaan untuk meningkatkan standar keamanan untuk emisi perusahaan.
Comments
Post a Comment