Skip to main content

Bahasa Inggris Bisnis Wall Street

The English
The Buttonwood Agreement, signed on May 17, 1792, was a foundational document for the establishment of what would eventually become the New York Stock Exchange (NYSE). The agreement was named after a buttonwood tree (a type of sycamore) where traders and brokers would meet to conduct business. The main focus of the agreement was to create a centralized and regulated system for buying and selling securities, thereby eliminating unfair practices and ensuring fair and transparent trading.

Indonesian:
Perjanjian Buttonwood, yang ditandatangani pada tanggal 17 Mei 1792, adalah dokumen dasar untuk pembentukan apa yang akhirnya menjadi Bursa Efek New York (NYSE). Perjanjian ini dinamai sesuai dengan pohon buttonwood (sejenis platanus) di mana para pedagang dan pialang bertemu untuk melakukan bisnis. Fokus utama dari perjanjian ini adalah menciptakan sistem terpusat dan teratur untuk membeli dan menjual sekuritas, sehingga menghilangkan praktik yang tidak adil dan memastikan perdagangan yang adil dan transparan.

English:
The Wall Street Journal (WSJ) is an American business-focused international daily newspaper. It is renowned for its comprehensive coverage of financial news, market analysis, economic trends, and business affairs. The newspaper was founded in 1889 by Charles Dow, Edward Jones, and Charles Bergstresser. It is published by Dow Jones & Company, a division of News Corp. The Wall Street Journal provides in-depth reports on various topics such as technology, politics, culture, and lifestyle, in addition to its core focus on finance and business.

Indonesian:
The Wall Street Journal (WSJ) adalah surat kabar harian internasional yang berfokus pada bisnis asal Amerika. Surat kabar ini terkenal dengan liputannya yang komprehensif mengenai berita keuangan, analisis pasar, tren ekonomi, dan urusan bisnis. Surat kabar ini didirikan pada tahun 1889 oleh Charles Dow, Edward Jones, dan Charles Bergstresser. Diterbitkan oleh Dow Jones & Company, sebuah divisi dari News Corp. The Wall Street Journal menyediakan laporan mendalam tentang berbagai topik seperti teknologi, politik, budaya, dan gaya hidup, selain fokus utamanya pada keuangan dan bisnis.

English:
The Dow Jones Index, often referred to as the Dow Jones Industrial Average (DJIA), is a stock market index that measures the stock performance of 30 large, publicly-owned companies listed on stock exchanges in the United States. The index is named after Charles Dow, who co-founded Dow Jones & Company, and Edward Jones, his business partner. It is one of the oldest and most widely recognized stock market indices in the world. The DJIA is used as an indicator of the overall health of the U.S. stock market and the economy.

Indonesian:
Indeks Dow Jones, sering disebut sebagai Dow Jones Industrial Average (DJIA), adalah indeks pasar saham yang mengukur kinerja saham dari 30 perusahaan besar yang dimiliki secara publik yang terdaftar di bursa saham di Amerika Serikat. Indeks ini dinamai sesuai dengan Charles Dow, yang mendirikan Dow Jones & Company, dan Edward Jones, mitra bisnisnya. Indeks DJIA adalah salah satu indeks pasar saham tertua dan paling dikenal di dunia. DJIA digunakan sebagai indikator kesehatan keseluruhan pasar saham AS dan ekonomi.

English:
Charles Dow, Edward Jones, and Charles Bergstresser were the co-founders of Dow Jones & Company⁽¹⁾. Charles Dow was a financial journalist who co-created The Wall Street Journal and the Dow Jones Industrial Average⁽¹⁾. Edward Jones was his business partner, and Charles Bergstresser provided the initial financing for the company⁽¹⁾. Together, they established a financial news bureau that eventually became a cornerstone of financial journalism⁽¹⁾.

Indonesian:
Charles Dow, Edward Jones, dan Charles Bergstresser adalah pendiri bersama Dow Jones & Company⁽¹⁾. Charles Dow adalah seorang jurnalis keuangan yang bersama-sama menciptakan The Wall Street Journal dan Dow Jones Industrial Average⁽¹⁾. Edward Jones adalah mitra bisnisnya, dan Charles Bergstresser menyediakan pendanaan awal untuk perusahaan tersebut⁽¹⁾. Bersama-sama, mereka mendirikan badan berita keuangan yang akhirnya menjadi salah satu fondasi utama dalam jurnalisme keuangan⁽¹⁾.

Sources:
[1] Who Was Charles Dow? - Investopedia (https://www.investopedia.com/articles/financial-theory/08/charles-dow.asp)

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Sedekah Dalam Islam

Sedekah, atau memberikan amal, adalah tindakan mulia dalam agama Islam yang sangat dihargai dan dianjurkan. Berikut adalah beberapa kisah inspiratif tentang sedekah dalam Islam: 1. Kisah Abu Bakar As-Siddiq Abu Bakar As-Siddiq, sahabat dekat Nabi Muhammad SAW, dikenal karena kemurahan hatinya. Suatu hari, ketika Nabi meminta para sahabatnya untuk memberikan sedekah untuk membiayai perang, Abu Bakar datang dengan seluruh harta kekayaannya. Nabi bertanya, "Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?" Abu Bakar menjawab, "Aku tinggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka." 2. Kisah Utsman bin Affan Utsman bin Affan, sahabat Nabi Muhammad SAW, terkenal karena kedermawanannya. Saat Madinah mengalami kelaparan, Utsman membeli sebuah sumur dari seorang Yahudi dan menyumbangkannya untuk kepentingan umat Islam. Hal ini membuat umat Islam bisa mendapatkan air bersih secara gratis. 3. Kisah Seorang Wanita Peminta-minta Dalam sebuah hadits, diceritakan tentang seorang wanita yang d...

Personal Branding Dalam Dunia Politik

Kenapa Terjadi PHK Di Indonesia Dalam Pandangan The Global Strategist

Dulu Presiden Soeharto selalu menolak konsep pasar bebas diterapkan di Indonesia, karena kapitalisme itu sangat kejam dan watak orang Indonesia itu bukan persaingan melainkan kebersamaan. Kita bisa lihat foto-foto orang Indonesia di IG semua cerita foto sama-sama teman dan keluarga. Sekarang ketika Indonesia diminta untuk menerapkan sistem kapitalisme oleh dunia barat, hasilnya adalah banyak perusahaan tutup dan PHK di mana-mana.  Sekarang orang Indonesia itu hidup di luar budaya dan jiwanya karena keberhasilan negara-negara Barat menekan negara kita setelah reformasi 1998. Akibatnya korupsi meningkat, pendidikan hancur, toleransi beragama hancur, gerakan radikal dimana-mana, penggunaan narkotik dimana-mana, kelompok LGBT terus berkembang, persaingan antar negara Indonesia tidak berdaya. Indonesia sedang dalam kondisi dimana tekanan politik barat sudah terlalu menekan sampai pada kehidupan pribadi, sampai akhirnya banyak orang frustasi, bisnis berjalan tetapi ketika besar harus han...