Skip to main content

Elon Musk dan Tesla 2023 Investasi di Korea Selatan

 Sebuah pertanyaan yang menarik, kenapa pada akhirnya Elon Musk ingin membangun Gigafactory di Korea Selatan untuk basis produksi Tesla selanjutnya selain Jerman, India, China untuk ekspansi global Tesla? Jawabannya adalah Korea Selatan saat ini sudah level A dalam produksi manufaktur industri otomotif dunia termasuk rantai pasokan. Korea Selatan juga mempunyai kualitas sumber daya manusia yang unggul yang bisa mengembangkan inovasi teknologi Tesla dalam mengembangkan bisnisnya di Asia. Elon Musk memang ingin berinvestasi di negara level A dalam kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur.


India-China-Jerman adalah negara dengan level A untuk infrastruktur dan kualitas Sumber Daya Manusia. Korea Selatan sendiri telah mempunyai brand global yaitu Hyundai, KIA, Daewoo dalam industri otomotif dunia. Elon Musk sudah  berbicara langsung dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol melalui panggilan video (CNA/Januari/2023). Membangun rantai produksi mobil listrik membutuhkan kualitas SDM Level A karena teknologi mobil listrik akan jauh lebih cepat berkembang ketimbang mobil BBM. 


Sumber Daya Manusia Korea Selatan telah teruji dalam banyak hal untuk mengantisipasi pasar di masa depan dengan menciptakan produk-produk baru. Bukti nyata adalah Hyundai, KIA dan Daewoo telah membuktikannya.


SEPTO INDARTO The Global Strategist Analysist For HR Business Leadership WA +62 877 8301 2391.

Comments

Popular posts from this blog

Personal Branding Dalam Dunia Politik

Menjadi Presiden

Kenapa Banyak Industri Manufaktur Indonesia Bangkrut?

Semenjak Covid-19, ekonomi Indonesia berjalan sangat lambat, berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi nasional dilakukan. Tetapi hasilnya tidak seperti diharapkan walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen pertahun tetapi kelas menengah pasca Covid-19 semakin tertekan keadaannya dan terjadi PHK massal dimana-mana. Industri manufaktur tutup. Perang Ukraina vs Rusia dan perang di kawasan Timur Tengah yang membuat harga energi menjadi mahal dan memukul ekspor membuat daya saing global Indonesia di bidang perdagangan menurun. Berbicara industri manufaktur bangkrut karena memang sejak lama industri manufaktur kita masih banyak mempertahankan mesin-mesin lama untuk memproduksi produk. Trend teknologi di industri manufaktur dunia, banyak pabrik tidak segera meng-upgrade nya dengan alasan masih layak pakai untuk dipertahankan. Ini semua memicu pengembangan inovasi produk - produk baru terhambat. Belum lagi banyak kebijakan yang tumpang tindih sehingga menyulitkan pengusaha un...