Skip to main content

India dan Industri Antariksa

 Nilai industri antariksa India diperkirakan mencapai sekitar $10-12 miliar pada tahun 2023 dan diperkirakan akan tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Pemerintah India, melalui badan antariksa ISRO (Indian Space Research Organisation), telah mengarahkan fokus pada berbagai proyek ambisius, termasuk eksplorasi bulan dan Mars, serta pengembangan industri peluncuran satelit komersial.

India juga telah menarik perhatian internasional dengan kemajuan dalam teknologi ruang angkasa berbiaya rendah, menjadikannya salah satu pemain penting di sektor ini secara global.

India telah mencapai keberhasilan penting dalam eksplorasi Mars dan Bulan:

1. Misi Mars: India berhasil mengirim misi ke Mars dengan Mangalyaan (Mars Orbiter Mission) pada tahun 2014. Ini menjadikan India negara pertama yang berhasil mencapai orbit Mars dalam upaya pertamanya. Mangalyaan terus mengirimkan data dari orbit Mars selama bertahun-tahun setelah peluncurannya.

2. Misi Bulan:

Chandrayaan-1 (2008): Misi pertama India ke Bulan, yang berhasil menemukan adanya molekul air di permukaan Bulan.

Chandrayaan-2 (2019): Meskipun pendarat Vikram gagal melakukan pendaratan lunak di permukaan Bulan, orbiter Chandrayaan-2 masih beroperasi dan mengirimkan data dari orbit.

Chandrayaan-3 (2023): India berhasil mendaratkan pendaratnya di Bulan, menjadikannya negara keempat yang melakukan pendaratan lunak di Bulan dan yang pertama mendarat di wilayah kutub selatan Bulan.

Dengan keberhasilan Chandrayaan-3, India telah menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam eksplorasi luar angkasa.


Comments

Popular posts from this blog

Personal Branding Dalam Dunia Politik

Menjadi Presiden

Kenapa Banyak Industri Manufaktur Indonesia Bangkrut?

Semenjak Covid-19, ekonomi Indonesia berjalan sangat lambat, berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi nasional dilakukan. Tetapi hasilnya tidak seperti diharapkan walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen pertahun tetapi kelas menengah pasca Covid-19 semakin tertekan keadaannya dan terjadi PHK massal dimana-mana. Industri manufaktur tutup. Perang Ukraina vs Rusia dan perang di kawasan Timur Tengah yang membuat harga energi menjadi mahal dan memukul ekspor membuat daya saing global Indonesia di bidang perdagangan menurun. Berbicara industri manufaktur bangkrut karena memang sejak lama industri manufaktur kita masih banyak mempertahankan mesin-mesin lama untuk memproduksi produk. Trend teknologi di industri manufaktur dunia, banyak pabrik tidak segera meng-upgrade nya dengan alasan masih layak pakai untuk dipertahankan. Ini semua memicu pengembangan inovasi produk - produk baru terhambat. Belum lagi banyak kebijakan yang tumpang tindih sehingga menyulitkan pengusaha un...