Skip to main content

Kenapa Tupperware Bangkrut

 Tupperware mengalami kesulitan finansial yang serius dan menghadapi kebangkrutan karena beberapa faktor utama:

1. Perubahan Gaya Hidup dan Kebutuhan Konsumen: Gaya hidup modern yang berubah, seperti meningkatnya preferensi untuk pengiriman makanan cepat saji dan penggunaan wadah sekali pakai, telah mengurangi permintaan produk penyimpanan makanan jangka panjang seperti yang ditawarkan Tupperware.

2. Persaingan yang Ketat: Munculnya merek-merek pesaing yang lebih murah dan inovatif di pasar wadah penyimpanan, baik dari produsen lokal maupun internasional, membuat Tupperware sulit bersaing.

3. Model Penjualan yang Kuno: Tupperware masih banyak mengandalkan model penjualan langsung (direct selling), seperti melalui "party" atau acara penjualan di rumah. Model ini dianggap kurang relevan di era digital, di mana konsumen lebih suka belanja online atau melalui toko ritel.

4. Kurangnya Inovasi Produk: Tupperware dianggap gagal menghadirkan inovasi yang signifikan dalam produk mereka, sehingga banyak konsumen yang beralih ke merek yang menawarkan fitur dan desain lebih modern.

5. Masalah Keuangan Internal: Selain masalah penjualan, Tupperware juga menghadapi tantangan internal, termasuk manajemen utang yang buruk dan kekurangan modal untuk beradaptasi dengan perubahan pasar

Semua faktor ini berkontribusi pada penurunan pendapatan Tupperware dan membuat perusahaan berada di ambang ke

bangkrutan.


Comments

Popular posts from this blog

Personal Branding Dalam Dunia Politik

Menjadi Presiden

Kenapa Banyak Industri Manufaktur Indonesia Bangkrut?

Semenjak Covid-19, ekonomi Indonesia berjalan sangat lambat, berbagai upaya untuk memulihkan ekonomi nasional dilakukan. Tetapi hasilnya tidak seperti diharapkan walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen pertahun tetapi kelas menengah pasca Covid-19 semakin tertekan keadaannya dan terjadi PHK massal dimana-mana. Industri manufaktur tutup. Perang Ukraina vs Rusia dan perang di kawasan Timur Tengah yang membuat harga energi menjadi mahal dan memukul ekspor membuat daya saing global Indonesia di bidang perdagangan menurun. Berbicara industri manufaktur bangkrut karena memang sejak lama industri manufaktur kita masih banyak mempertahankan mesin-mesin lama untuk memproduksi produk. Trend teknologi di industri manufaktur dunia, banyak pabrik tidak segera meng-upgrade nya dengan alasan masih layak pakai untuk dipertahankan. Ini semua memicu pengembangan inovasi produk - produk baru terhambat. Belum lagi banyak kebijakan yang tumpang tindih sehingga menyulitkan pengusaha un...